Friday, November 28, 2014
Saturday, November 15, 2014
Indahnya Sedekah di Jalan Allah
Zaki Aditya
Assalamualaikum
Diceritakan dalam sebuah hadith yang diriwayatkan oleh Tarmidzi dan Ahmad:
Tatkala Allah Ta'ala menciptakan bumi, maka bumipun bergetar. Lalu Allah menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat kehairanan akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya
"Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada gunung ?"
Allah menjawab, " Ada , yaitu besi"
(kita mafhum bahawa gunung batupun boleh menjadi rata ketika dikorek dan diratakan oleh buldozer atau sejenisnya yang dibuat dari besi),
Para malaikat bertanya lagi
"Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada besi ?"
Allah yang Maha Suci menjawab, " Ada , yaitu api"
(besi walau sekeras manapun boleh menjadi cair dan hancur setelah dibakar api),
Para malaikat kembali bertanya :
"Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada api ?"
Allah yang Maha Agung menjawab, " Ada , yaitu air"
(api membara sedahsyat apapun niscaya akan padam jika disiram air),
Para malaikatpun bertanya kembali
"Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada air ?"
Allah yang Maha Tinggi dan Maha Sempurna menjawab, " Ada yaitu angin"
(air di samudera yang luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tiada lain kerana kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat),
Akhirnya para malaikatpun bertanya lagi
"Ya Allah, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dahsyat dari itu semua ?"
Allah yang Maha Gagah dan Maha Dahsyat kehebatannya menjawab,
" Ada , yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya".
Tidak dalil Al-Qur'an ataupun Hadist yang bilang dengan sedekah kita akan menjadi miskin, yang terjadi malah kebalikannya, dengan sedekah rejeki kita akan lebih berkah dan menjadi berkali lipat. karena itu sudah janji Allah SWT, Barang siapa mau meminjamkan hartanya di jalan Allah (Sedekah) maka Allah pasti membalasnya hingga 700X lipat. Bahkan nabi pun berpesan "Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah".
Khalifah Ali juga menasihati "Pancinglah rezeki dengan sedekah". dan inilah janji Yang Maha Kuasa : " Perumpamaan orang - orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah (sedekah) adalah serupa dengan sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai itu berisi seratus biji. Dan Allah melipatgandakan (Balasan) bagi sesiapa yang di kehendaki-Nya (QS 2:261)
MSI dikutip dari : http://ceritapenyejukhati.blogspot.com/2013/04/indahnya-sedekah-di-jalan-allah.html
SEBUAH KISAH NYATA TENTANG HIKMAH INDAH DI BALIK KESABARAN DAN KEIKHLASAN
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim …
Seorang pria berumur 61 tahun bernama Asep Sudrajat menghidupi keluarganya dengan membuka sebuah toko berukuran 3 x 4 meter di sebuah jalan di kota Bandung. Tiada yang mendampingi hidupnya di rumah selain Asih, istrinya. Sudah puluhan tahun berumah tangga, Allah Swt Sang Maha Pencipta belum berkenan memberikan mereka keturunan.
Namun baik Asep dan Asih adalah model makhluk Tuhan yang menerima segala ketetapan. Mereka selalu menghiasi hidup dengan pengharapan terhadap Tuhan.
Bersyukur atas segala nikmat yang mereka terima, dan bersabar atas segala ujian yang diberikan.
Hampir dua puluh tahun mereka menabung demi mewujudkan cita-cita. Sebuah cita-cita mulia yang mereka tanamkan dalam hati, untuk berangkat haji ke Baitullah, Mekkah Al Mukarramah. Dengan hasil dagang di toko yang seadanya, sedikit demi sedikit mereka sisihkan untuk menggapai cita-cita itu. Hanya ibadah haji saja dalam benak mereka yang belum pernah mereka lakukan.
Keinginan itu terus membuncah, menggelegak dalam dada seorang hamba yang rindu akan keridhaan Tuhannya. Hasil tabungan yang mereka kumpulkan tidak mereka tabung di bank. Sengaja uang sejumlah itu mereka simpan agar dapat memotivasi semangat mereka untuk mencari tambahan uang sesegera mungkin. Sungguh dua puluh tahun dalam menabung, merupakan masa yang cukup panjang untuk bersabar demi mewujudkan ketaatan kepada Tuhan. Tidak banyak, manusia modern di zaman sekarang yang mampu memiliki niat sedemikian.
Malam itu, Asep dan Asih sekali lagi menghitung jumlah tabungan mereka.
Uang yang mereka simpan untuk berhaji itu kini berjumlah Rp.50.830.000. Sementara biaya haji pada saat itu berkisar kurang lebih Rp.27 juta per orang, belum lagi biaya bimbingan haji yang harus mereka ikuti, ditambah dengan uang jajan tambahan untuk membeli oleh-oleh.
Mereka menghitung, kurang lebih mereka memerlukan dana berkisar Rp.10 juta. Setiap malam berlalu, Asep dan Asih selalu menghitung peruntungan jualan mereka, dan sebagiannya mereka sisihkan untuk mewujudkan cita-cita berhaji.
Suatu pagi, Asep mendengar kabar bahwa kawan karibnya dalam berjamaah shalat di Masjid As Shabirin jatuh sakit secara mendadak dan kini dirawat di RS. Dr. Hasan Sadikin. Setelah divisum oleh dokter rupanya penyakit yang diderita tetangga sekaligus kawan karibnya itu adalah penyakit tumor tulang. Sebuah penyakit yang jarang terjadi pada masyarakat Indonesia.
Bersegeralah, Asep menjenguk kawan karibnya itu. Sesampainya di sana, sahabat tersebut masih berada di ruang ICU dan untungnya masih sadarkan diri sehingga dapat melakukan percakapan dengan Asep.
Dari penuturannya Asep mengetahui bahwa tumor tulang tersebut telah membuat tetangganya tidak mampu untuk berdiri lagi, dan tumor tersebut harus diangkat segera. Sebab bila tidak, maka tumor tersebut dapat menjalar ke bagian tubuh lain. Asep bergidik mendengarnya. Namun ia masih terus membesarkan hati sahabatnya itu untuk senantiasa tawakkal dan berdoa kepada Allah Swt Yang Maha Menyembuhkan setiap penyakit hamba-Nya.
Hampir setiap hari Asep menjenguk sahabatnya itu. Pada hari kedelapan, sahabatnya itu telah dipindah ke ruang rawat inap kelas 3, bersama tujuh pasien lainnya dalam satu kamar. Kamar tersebut pengap dengan bau obat, dan tidak layak disebut sebagai kamar rumah sakit. Pemandangan yang berantakan. Jemuran baju pasien dan pendamping yang bertebaran di sepanjang jendela. Seprai kasur yang tidak rapi. Tikar dan koran bertebaran di pojok-pojok kamar. Itu semua membuat pemandangan kamar menjadi tidak asri dan pengap.
Namun apa mau dikata, tetangganya adalah seorang yang mungkinvmemilik nasib sama dengan jutaan orang di Indonesia. Sudah masuk rumah sakit saja Alhamdulillah, nggak tahu bayarnya pakai apa?
Hari itu adalah hari kesebelas sahabatnya dirawat di rumah sakit.
Kebetulan Asep sedang berada di sana, seorang perawat membawakan sebuah surat dari rumah sakit bahwa untuk membuang tumor yang berada di sendi-sendi tulang pasien haruslah dijalankan sebuah operasi. Operasi itu akan menelan biaya hampir Rp 50 juta. Bila keluarga pasien mengharapkan kesembuhan, maka operasi tersebut harus dilakukan. Namun kalau mau berpasrah kepada takdir Tuhan, maka tinggal berdoa saja agar terjadi keajaiban.
Siapa orangnya yang tidak mau sembuh dari penyakit? Semua orang pun berharap sedemikian. Namun mau bilang apa? Keluarga sahabat Asep tersebut sudah menguras habis tabungan yang mereka miliki, namun itu semua untuk bayar biaya rumah sakit selama ini saja tidak cukup. Apalagi untuk membiayai proses operasi? Sungguh, yang mampu mereka lakukan adalah memohon pertolongan kepada Allah Swt.
Hari kedua belas, ketiga belas, keempat belas…. kondisi pasien semakin parah. Badannya terlihat kurus tak bertenaga. Kelemahan itu terlihat jelas dalam sorot cahaya mata yang kian meredup. Sang pasien tidak mampu lagi menanggapi lawan bicara. Tumor itu semakin mengganas dan menjalar ke seluruh tubuh. Pemandangan itu semakin menyentuh relung hati Asep yang terdalam. Maka di pinggir ranjang
sahabatnya, Asep pun mengambil sebuah keputusan besar.
Setelah berpamitan dengan keluarga sahabatnya, ia bergegas pulang menuju rumah. Di sana terlihat olehnya Asih sedang melayani pembeli yang datang ke toko sederhana milik mereka. Saat pembeli sudah sepi, Asep lalu menyampaikan keputusannya itu kepada Asih.
“Bu…, Kang Endi tetangga kita yang sedang di rawat di rumah sakit itu kondisinya semakin memburuk. Bapak tidak sanggup melihat penderitaannya. Sepertinya kita harus bantu dia dan keluarganya. Tiga hari lalu, kebetulan bapak sedang di sana, seorang suster memberitahukan bahwa Kang Endi harus dioperasi segera. Keluarganya belum berani menyatakan iya, sebab biaya operasi itu hampir Rp 50 juta….” Asep membuka pembicaraannya dengan kalimat yang panjang.
Asih pun mulai merasa iba dengan penderitaan Kang Endi dan keluarganya, “Kasihan mereka ya, Pak! Kita bisa bantu apa…?” Asep pun langsung menyambung dengan cepat, “Kalau ibu berkenan, bagaimana bila dana tabungan haji kita diberikan saja kepada mereka semua untuk biaya operasi?” Kalimat itu diakhiri dengan sebuah senyum merekah di bibir Asep.
“Diberikan….?!! Waduh pak…, hampir dua puluh tahun kita nabung dengan susah payah agar cita-cita berhaji dapat diwujudkan. Masa bisa pupus seketika dengan membantu orang lain yang bukan saudara kita?” Asih mengajukan penolakan atas usulan suaminya.
“Bu…., banyak orang yang berhaji belum tentu mabrur di sisi Allah. Mungkin ini adalah jalan buat kita
untuk meraih keridhaan Allah Swt. Biarkan kita hanya berhaji di pekarangan rumah kita sendiri, tidak
perlu ke Baitullah. Bapak yakin bila kita menolong saudara kita, Insya Allah, kita akan ditolong juga oleh Dia Yang Maha Kuasa.” Kalimat itu meluncur dari mulut Asep dan menohok relung hati Asih sehingga begitu membekas di dasarnya. Tak kuasa, Asih pun mengangguk dan setuju atas usul suaminya.
Keesokan pagi, Asep dan Asih pun datang berdua ke rumah sakit untuk menjenguk. Toko mereka ditutup hari itu. Mereka berdua datang ke rumah
sakit dengan membawa sebuah amplop tebal berisikan uang sejumlah Rp 50 juta yang tadinya mereka siapkan untuk berhaji. Keduanya tiba di rumah sakit dan menjumpai Kang Endi dan keluarganya di sana. Usai membacakan doa untuk pasien, keduanya datang kepada istri Kang Endi. Mereka serahkan sejumlah uang tersebut, dan suasana menjadi haru seketika. Bagi keluarga Kang Endi ini adalah moment dimana doa diijabah oleh Tuhan. Sementara bagi Asep dan Asih, ini merupakan saat dimana keikhlasan menolong saudara harus ditunjukkan. Lalu pulanglah Asep dan Asih ke rumah setelah berpamitan kepada keluarga.
Uang itu kemudian segera dibawa oleh salah seorang anggota keluarga ke bagian administrasi rumah sakit.
Formulir kesediaan menjalani operasi telah diisi. Besok pagi jam 08.00 operasi pengangkatan tumor di sendi- sendi tulang Kang Endi akan dilakukan. Alhamdulillah!
Esoknya Kang Endi sudah dibawa ke ruang operasi. Sebelum dioperasi, dokter spesialis tulang yang selama ini menangani Kang Endi sempat berbincang dengan keluarga. “Doakan ya agar operasi berjalan lancar dan
Pak Endi semoga lekas sembuh! Kalau boleh tahu…, darimana dana operasi ini didapat?” Dokter mencetuskan pertanyaan tersebut, karena ia tahu sudah berhari-hari pasien tidak jadi dioperasi sebab keluarga tidak mampu menyediakan dananya. Istri Kang Endi menjawab, “Ada seorang tetangga kami bernama pak Asep yang membantu, Alhamdulillah dananya bisa didapat, Dok!”
“Memangnya, beliau usaha apa? Kok mau membantu dana hingga sebesar itu?” Dibenak dokter, pastilah pak Asep adalah seorang pengusaha sukses.“Dia hanya punya usaha toko kecil di dekat rumah kami. Saya saja sempat bingung saat dia dan istrinya memberikan bantuan sebesar itu!” Istri Kang Endi menambahkan.
Di dalam hati, dokter kagum dengan pengorbanan pak Asep dan istrinya.
Hatinya mulai tergerak dan berkata,“Seorang pak Asep yang hanya punya toko kecil saja mampu membantu saudaranya. Kamu yang seorang dokter spesialis dan kaya raya, tidak tergerak untuk membantu sesama.” Suara hati itu terus membekas dalam dada pak dokter. Pembicaraan itu usai, dan dokter pun masuk ke ruang operasi.
Alhamdulillah operasi berjalan sukses dan lancar. Ia memakan waktu hingga 4 jam lebih. Semua tumor yang berada pada tulang Kang Endi telah diangkat. Seluruh keluarga termasuk dokter dan perawat yang menangani merasa gembira.
Kang Endi tinggal menjalani masa penyembuhan pasca operasi. Pak Asep masih sering menjenguknya.
Suatu hari kebetulan pak dokter sedang memeriksa kondisi Kang Endi dan pak Asep pun sedang berada di sana. Keduanya pun berkenalan. Pak dokter memuji keluasan hati pak Asep. Pak Asep hanya mampu mengembalikan pujian itu kepada Pemiliknya, yaitu Allah Swt. Hingga akhirnya, pak dokter meminta alamat rumah pak Asep secara tiba-tiba.
Beberapa minggu setelah Kang Endi pulang dari rumah sakit. Malam itu, Asep dan Asih tengah berada di rumahnya. Toko belum lagi ditutup, tiba-tiba ada sebuah mobil sedan hitam diparkir di luar pagar rumah.
Nampak ada sepasang pria dan wanita turun dari mobil tersebut. Cahaya lampu tak mampu menyorot wajah keduanya yang kini datang mengarah ke rumah pak Asep. Begitu mendekat, tahulah pak Asep bahwa pria yang datang adalah pak dokter yang pernah merawat sahabatnya kemarin. Gemuruh suasana hati Asep. Ia terlihat kikuk saat menerima kehadiran pak dokter bersama istrinya. Terus terang, seumur hidup, pak Asep belum pernah menerima tamu agung seperti malam ini. Maka dokter dan istrinya dipersilakan
masuk. Setelah disuguhi sajian ala kadarnya, maka mereka berempat terlibat dalam pembicaraan hangat.
Tidak lama pembicaraan kedua keluarga itu berlangsung. Hingga saat pak Asep menanyakan maksud kedatangan pak dokter dan istri. Maka pak dokter menjawab bahwa ia datang hanya untuk bersilaturrahmi kepada pak Asep dan istri.
Pak dokter menyatakan bahwa ia terharu dengan pengorbanan pak Asep dan istri yang telah rela membantu tetangganya yang sakit dan memerlukan dana cukup besar. Ia datang bersilaturrahmi ke rumah pak Asep hanya untuk mengetahui kondisi pak Asep dan belajar cara ikhlas membantu orang lain yang sulit ditemukan di bangku kuliah. Semua kalimat yang diucapkan oleh pak dokter dielak oleh pak Asep dengan bahasa yang selalu merendah.
Tiba-tiba pak dokter berujar, “Pak Asep dan ibu…., saya dan istri berniat untuk melakukan haji tahun depan.Saya mohon doa bapak dan ibu agar perjalanan kami dimudahkan Allah Swt… Saya yakin doa orang-orang shaleh seperti bapak dan ibu akan dikabul oleh Allah…” Baik Asep dan Asih menjawab serentak dengan kalimat, “Amien…!”
Pak dokter menambahkan, “Selain itu, biar doa bapak dan ibu semakin dikabul oleh Allah untuk saya dan istri, ada baiknya bila bapak dan ibu berdoanya di tempat-tempat mustajab di kota suci Mekkah dan Madinah…” Kalimat yang diucapkan pak dokter kali ini sama-sama membuat bingung Asep dan Asih
sehingga membuat mereka berani menanyakan, “Maksud pak dokter….?”
“Ehm…, maksud saya, izinkan saya dan istri mengajak bapak dan ibu Asep untuk berhaji bersama kami dan berdoa di sana sehingga Allah akan mengabulkan doa kita semua!”
Kalimat itu berakhir menunggu jawaban. Sementara jawaban yang ditunggu tidak kunjung datang hingga air mata keharuan menetes di pipi Asep dan Asih secara bersamaan. Beberapa menit keharuan meliputi atmosfir ruang tamu sederhana milik Asep dan Asih. Seolah bagai rahmat Tuhan yang turun menyirami ruh para hamba-Nya yang senantiasa mencari keridhaan Tuhan.
Asep dan Asih hanya mampu mengucapkan terima kasih berulang-ulang. Usai pak dokter pulang, keduanya tersungkur sujud mencium tanah tanda rasa syukur yang mendalam mereka sampaikan kepada Allah Yang Maha Pemurah. Akhirnya,mereka berempat pun menjalankan haji di Baitullah demi mencari keridhaan Allah Azza wa Jalla.
Sungguh, kesabaran panjang yang diakhiri dengan pengorbanan kebaikan, akan berbuah di tangan Allah Swt menjadi balasan yang besar dan anugerah yang tiada terkira. Keikhlasan dan ketulusan memang tak berharap apa-apa kecuali ridha Allah. Dan Allah SWT pula yang menentukan balasan terbaik bagi hamba-Nya, bisa di dunia atau juga di akhirat kelak.
Percayalah dan yakinkan diri dengan
hal terbaik yang dijalani. Allah Pasti Tahu.
^^
Semoga bermanfaat dan Dapat
Diambil Hikmah-Nya ….
MSI dikutip dari : http://el11anidri.wordpress.com/2013/02/25/sebuah-kisah-nyata-tentang-hikmah-indah-di-balik-kesabaran-dan-keikhlasan/
Friday, November 14, 2014
Sekapur Sirih Dari Kami
Salam Buat Saudaraku di Manapun Berada
Alhamdulillah, Puji dan Syukur kami panjatkan Kehadirat ALLAH SWT atas Nikmat Kesehatan dan Kesempatan yang diberikan kepada KITA semua sehingga Blog ini bisa mulai di rintis.
Semua bermula dari inisiatif Kakak ARM disela diskusi kecil di 603 untuk memulai membuat sebuah jendela informasi bagi kita semua dengan harapan Perjalanan KITA selama ini bisa terekam dan Terdokumentasikan dalam sebuah wadah Media Komunikasi seperti Blog ini.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga buat :
H. Sukri - dengan ketenangan dan support yang tiada henti
H. Kiki - dengan semangat yang pantang menyerah
Drs.H.Syamsul (sam) - dengan Analisa yang tajam dan terpercaya
Ustadz.H.Idhil - dengan Pencerahan Spritual tanpa batas
H.Rony Munir di Sumbawa - dengan gaya ke-BAPAKannya dan suka protes di telpon
Puang Haji Rahim - dengan permainan kata-kata yang luar biasa tapi bisa berubah menjadi Melankolis jika tersentuh oleh Kenny G atau Kitaro
H.A.Frangky - dengan gaya bahasa dan cara penyampaian informasi yang mampu membuat kita ingin terus menelponnya.
H.Moh.Sophian - yang tenang, kalem, tapi punya banyak koleksi batu permata (hahahaha)
Terakhir, Apresiasi dan Penghargaan tak terhingga buat KK-ARM, Blog ini bisa ada karena Rekomendasi Beliau.
Merdeka, Salam AMANAH.
Enam Kosong Lima
Mencari KEIKHLASAN
Apabila Buah Kurma telah BERBUAH, Maka Lahirlah RASULULLAH, Hanya MALU menampakkan Dirinya karena sudah banyak UMMATnya yang BERPALING
ARM
ARM
Fatwa Untuk Para Pencari "AMANAH"
Sesungguhnya Manusia itu MELIHAT Dimana dan Waktu Kapan Dia JATUH, Apabila dia JATUH Satu sampai Dua Kali, Maka MENYINGKIRLAH untuk mencari JIHAD yang Lain.
ARM
ARM
Thursday, November 13, 2014
Sebuah Cerita tentang keikhlasan
Disuatu malam seorang ayah membacakan cerita untuk anak perempuannya.
Setelah membacakan cerita, si ayah bertanya kepada anaknya.."Nak, apa kamu sayang Papa?"Si anak menjawab, "Tentu saja aku sayang Papa".Ayahnya tersenyum lalu bertanya, "Kalau begitu, boleh Papa minta kalungmu?"Lalu si anak menjawab, "Papa, aku sayang Papa tapi aku juga sayang sama kalung ini."Lalu ayahnya berkata, "Ya sudah, tidak apa-apa. Papa hanya bertanya saja." Si ayah lalu pergi. Di malam berikutnya selama 3 hari berturut-turut ayahnya menanyakan hal yang sama dan si anak pun menjawab dengan kata-kata yang sama. Si anak berpikir sambil memegang kalung imitasi kesayangannya itu, "Kenapa tiba-tiba Papa mau kalung ini? Ini kalung yang paling aku sayangi, kalung ini pun pemberian Papa juga." Malam berikutnya sang ayah menanyakan hal yang sama, lalu si anak berkata,"Papa, Papa tahu aku sayang sama Papa dan juga kalung ini. Tapi kalau Papa mau kalung ini, ya sudah aku berikan ke Papa". Si anak memberikan kalungnya dan ayahnya mengambilnya dengan tangan kiri. Lalu ayahnyamemasukan tangan kanan ke saku kanan dan mengambil kalung berbentuk sama namun emasnya asli.Ayahnya mengenakannya pada leher anaknya. "Anakku, sebetulnya kalung ini sudah ada di saku Papa sejak pertama kali Papa meminta kalungmu.Tapi Papa menunggu kamu memberikan sendiri kalungmu itu dan Papa gantikan dengan yang lebih baik dan indah." Si anak menangis terharu.
Sebuah ilustrasi buat kita, bahwa sering kali kita merasa Allah memperlakukan tidak adil kepada kita. Dia yang memberikan tapi kenapa Dia juga yang mengambilnya. Kita selalu sakit hati, sedih dan kecewa.Tapi tidakkah kita tahu, disaat Allah mengambil sesuatu yang berharga dari kita.Ternyata Allah punya rencana lain. Dia mau menggantikan yg "LEBIH BAIK" lagi dari apa yg sudah kita miliki sekarang ?? Semuanya akan indah pada waktunya seperti halnya kaktus yang bunganya begitu indah ketika masanya datang.
Jadi Terimalah apapun yang kita terima (Bersabar)
Berilah apa yang harus kita berikan (Beramal)
Kembalikanlah apa yang diminta oleh Allah (ikhlas)
Dan tetaplah bersyukur maka rejekimu akan diberikan berlipat ganda.
sumber:forum.vivanews.com
Menguak Misteri Harta Karun presiden RI Ir Soekarno
Berikut adalah pencarian tak kenal lelah team kami untuk mengusut misteri dari Harta Karun Bung Karno tersebut.
Klaim tentang harta peninggalan Presiden RI pertama Soekarno mungkin sudah sering kita dengar. Namun setelah diusut, pengakuan seperti itu hanya omong kosong belaka. Pada bulan Januari 2011, klaim serupa muncul dari daerah Bolaang Mongondow, wilayah Sulawesi Utara. Terdapat seorang kakek yang mengaku mempunyai emas batangan dan surat berharga (obligasi) kekayaan Negara Republik Indonesia. Benda-benda berharga itu, menurut sang kakek, tersimpan di sebuah bank di Swiss.
Nama kakek itu ialah Zakaria Sukaria Pota, yang menurut beliau juga dirinya sekarang sudah berusia 126 tahun. Bagi warga setempat, nama Zakaria Sukaria Pota mengandung arti 'Berubah-ubah Wajah'. untuk membuktikan klaimnya kakek Zakaria menunjukkan pedang serta pisau terbuat dari emas dan empat buah emas batangan. Diperlihatkan juga tongkat komando, yang oleh kakek Zakaria, diakui milik almarhum Presiden Soekarno.
Tak hanya itu, Kakek Zakaria mengklaim memiliki obligasi
yang distempel Garuda dengan tinta emas. Adapun nilainya menurut Mr, Zakaria,
mencapai triliunan rupiah. Obligasi itu sudah siap dicairkan di sebuah Bank
Internasional.
Surat berharga itu tersimpan di dalam pedang panjang yang panjangnya dua meter dan terbuat dari emas. Zakaria sukaria Pota mengaku mendapat kuasa langsung Sang Proklamator untuk mencairkan uang tersebut di bank di Swiss untuk kemudian supaya langsung diberikan kepada negara.
Kakek Zakaria bersedia menunjukkan benda berharga peninggalan Sukarno yang lain berupa batangan-batangan logam mulia, emas dan senjata. Kesemua harta karun itu asal muasalnya adalah peninggalan Jepang. Zakaria pernah tinggal di Istana zaman presiden Soekarno masih memimpin negeri ini, tuturnya. Benda-benda pribadi peninggalan Bung Karno diantaranya ialah tongkat komando, keris, batangan emas, dan telur, baju panglima Soekarno serta tusuk konde Ibu Fatmawati, istri Presiden Pertama RI Soekarno.
''Satria Piningit'' Mengaku Temukan Harta Karun Bung Karno
Surat berharga itu tersimpan di dalam pedang panjang yang panjangnya dua meter dan terbuat dari emas. Zakaria sukaria Pota mengaku mendapat kuasa langsung Sang Proklamator untuk mencairkan uang tersebut di bank di Swiss untuk kemudian supaya langsung diberikan kepada negara.
Kakek Zakaria bersedia menunjukkan benda berharga peninggalan Sukarno yang lain berupa batangan-batangan logam mulia, emas dan senjata. Kesemua harta karun itu asal muasalnya adalah peninggalan Jepang. Zakaria pernah tinggal di Istana zaman presiden Soekarno masih memimpin negeri ini, tuturnya. Benda-benda pribadi peninggalan Bung Karno diantaranya ialah tongkat komando, keris, batangan emas, dan telur, baju panglima Soekarno serta tusuk konde Ibu Fatmawati, istri Presiden Pertama RI Soekarno.
''Satria Piningit'' Mengaku Temukan Harta Karun Bung Karno
SATRIA PININGIT:Soenuso Goroyo Soekarno, warga Cileungsi Jawa barat, yang menyebut dirinya sebagai Satria Piningit, kemarin menggelar jumpa pers. Pria itu menunjukkan beberapa emas batangan yang dikatakan sebagai harta karun peninggalan Bung Karno.(Foto:Suara Merdeka/md-55t)
Soekarno Menyembunyikan Harta Karun di 'Swiss'
HARTA karun peninggalan mantan presiden Soekarno selama ini masih misteri, bahkan tak sedikit yang meragukannya. Kasus kegagalan pencarian harta peniggalan Prabu Siliwangi di Istana Batutulis beberapa waktu lalu, sepertinya memupus harapan orang untuk memercayai hal-hal yang sulit dibuktikan kebenarannya.
Namun lelaki yang menyebut diri satria piningit bernama Soenuso Goroyo Soekarno mengaku dapat mengangkat peninggalan Presiden Pertama RI itu. Bentuknya berupa ratusan keping emas lantakan, platinum, sertifikat deposito obligasi garansi, dan lain-lain. ''Ini baru sampel dan silakan mengecek kebenarannya. Jika bohong, saya siap digantung,'' katanya, Jumat kemarin, kepada pers.
Soekarno-Soeharto. Public Domain
|
Mantan anggota TNI yang dahulu bernama Suwito itu sengaja
mengundang wartawan di rumahnya, Perumahan Cileungsi Hijau, daerah perbatasan
Bogor-Bekasi, untuk menyaksikan temuannya. Di rumahnya yang cukup megah
disiapkan hidangan layaknya orang hajatan. Maklum, Goroyo, begitu dia biasa
disapa, juga mengundang Pangdam Jaya, Kapolda, dan anggota Muspida. Tetapi dari
mereka, tak ada pejabat datang.
Kepada tamunya, suami RA Lastika ini memperlihatkan peti besar berisi ratusan keping emas lantakan, masing-masing beratnya 8 ons bergambar Soekarno dan di baliknya ada gambar padi dan kapas. Pada satu sisinya ada tulisan 80 24K 9999. Sementara itu emas putih (platinum) juga berbentuk lantakan berlogo tapal kuda putih bertulisan JM Mathey London. Logam itu dibungkus emas dan bersertifikat emas pula.
Meskipun bersertifikat dan diyakini keasliannya, pada kesempatan itu tidak dihadirkan orang yang mengetahui emas atau pakar yang bisa memastikan asli atau tidak harta benda tersebut.
Memberi Kuasa
Peninggalan lain berupa sertifikat deposito bertanggal 16 Agustus 1945 yang dikeluarkan oleh BPUPKI yang menyebut sejumlah harta yang disimpan di suatu tempat. Ada pula sertifikat berbahasa Inggris yang juga disegel dan ditulis di atas lembar kuningan. Sertifikat itu ada yang bertuliskan ''Hibah Substitusi'' yang dipercayakan kepada R Edi Tirwata Dinata (108).
Yang terakhir ini, konon karena sudah tua, lantas memberikan kuasa kepada R Anton Hartono untuk mengurus harta benda yang disimpan di Swiss. Bentuknya mikrofilm, dua lembar dokumen, anak kunci boks deposit di JBS, Jenewa, dan dua buah koin. Di dalam sertifikat itu disebutkan, ada dana berjumlah 126,2 miliar dolar AS dan 63,10 miliar dolar AS.
''Insya Allah, jika saya diberi izin, semua harta peninggalan Bung Karno ini bisa membayar utang kita. Saya yakin bisa melaksanakannya,'' ungkap Goroyo sembari membantah dirinya paranormal. Dia juga membantah berambisi menjadi presiden atau jabatan politis lain. ''Semua saya lakukan dan beberkan untuk membangun negara kita,'' tegasnya.
Saat mendekati rumahnya, di pintu gerbang perumahan dan di depan rumahnya terpampang spanduk putih bertulisan merah, ''Satrio Piningit Soenuso Goroyo Soekarno sang Juru Selamat Telah Hadir di Bumi Indonesia.''
Namun wartawan yang datang sejak pukul 11.00, baru diterima seusai shalat jumat. Goroyo mengenakan stelan jas putih, sepatu putih, mirip yang dikenakan Presiden Soekarno.
Di ruang tamunya juga dipajang foto dirinya bersama seorang jenderal. Ada pula yang memperlihatkan saat dirinya menjadi anggota Batalyon Arhanud SE 10/Kodam Jaya. Namun, dia enggan membeberkan latar belakang jati dirinya. ''Saya ini orang susah. Jadi tentara pangkatnya juga di sini (memegang lengannya). Jika saya pakai pakaian seperti ini, hanya model. Kebetulan saya suka,'' tuturnya.
Proses Pencarian
Goroyo mengemukakan, dia hanya ingin ada saksi dari aparat soal harta temuannya itu. Selanjutnya akan diserahkan kepada Presiden Megawati dan diharapkan bisa melunasi utang luar negeri pemerintah. ''Saya tidak ingin imbalan apa pun termasuk jabatan. Saya hanya butuh pengakuan dan surat kuasa untuk meneruskan pencarian harta ini. Namun tampaknya Kapolda dan Kapolri berhalangan.''
Kepada tamunya, suami RA Lastika ini memperlihatkan peti besar berisi ratusan keping emas lantakan, masing-masing beratnya 8 ons bergambar Soekarno dan di baliknya ada gambar padi dan kapas. Pada satu sisinya ada tulisan 80 24K 9999. Sementara itu emas putih (platinum) juga berbentuk lantakan berlogo tapal kuda putih bertulisan JM Mathey London. Logam itu dibungkus emas dan bersertifikat emas pula.
Meskipun bersertifikat dan diyakini keasliannya, pada kesempatan itu tidak dihadirkan orang yang mengetahui emas atau pakar yang bisa memastikan asli atau tidak harta benda tersebut.
Memberi Kuasa
Peninggalan lain berupa sertifikat deposito bertanggal 16 Agustus 1945 yang dikeluarkan oleh BPUPKI yang menyebut sejumlah harta yang disimpan di suatu tempat. Ada pula sertifikat berbahasa Inggris yang juga disegel dan ditulis di atas lembar kuningan. Sertifikat itu ada yang bertuliskan ''Hibah Substitusi'' yang dipercayakan kepada R Edi Tirwata Dinata (108).
Yang terakhir ini, konon karena sudah tua, lantas memberikan kuasa kepada R Anton Hartono untuk mengurus harta benda yang disimpan di Swiss. Bentuknya mikrofilm, dua lembar dokumen, anak kunci boks deposit di JBS, Jenewa, dan dua buah koin. Di dalam sertifikat itu disebutkan, ada dana berjumlah 126,2 miliar dolar AS dan 63,10 miliar dolar AS.
''Insya Allah, jika saya diberi izin, semua harta peninggalan Bung Karno ini bisa membayar utang kita. Saya yakin bisa melaksanakannya,'' ungkap Goroyo sembari membantah dirinya paranormal. Dia juga membantah berambisi menjadi presiden atau jabatan politis lain. ''Semua saya lakukan dan beberkan untuk membangun negara kita,'' tegasnya.
Saat mendekati rumahnya, di pintu gerbang perumahan dan di depan rumahnya terpampang spanduk putih bertulisan merah, ''Satrio Piningit Soenuso Goroyo Soekarno sang Juru Selamat Telah Hadir di Bumi Indonesia.''
Namun wartawan yang datang sejak pukul 11.00, baru diterima seusai shalat jumat. Goroyo mengenakan stelan jas putih, sepatu putih, mirip yang dikenakan Presiden Soekarno.
Di ruang tamunya juga dipajang foto dirinya bersama seorang jenderal. Ada pula yang memperlihatkan saat dirinya menjadi anggota Batalyon Arhanud SE 10/Kodam Jaya. Namun, dia enggan membeberkan latar belakang jati dirinya. ''Saya ini orang susah. Jadi tentara pangkatnya juga di sini (memegang lengannya). Jika saya pakai pakaian seperti ini, hanya model. Kebetulan saya suka,'' tuturnya.
Proses Pencarian
Goroyo mengemukakan, dia hanya ingin ada saksi dari aparat soal harta temuannya itu. Selanjutnya akan diserahkan kepada Presiden Megawati dan diharapkan bisa melunasi utang luar negeri pemerintah. ''Saya tidak ingin imbalan apa pun termasuk jabatan. Saya hanya butuh pengakuan dan surat kuasa untuk meneruskan pencarian harta ini. Namun tampaknya Kapolda dan Kapolri berhalangan.''
Dia menceritakan proses pencarian harta tersebut. Diawali
dari kebiasaannya bertirakat di berbagai tempat, lantas mendapatkan petunjuk.
Petunjuk awal adalah sebuah tongkat wasiat yang diyakini tongkat komando milik
Presiden Soekarno yang kemudian disimpannya hingga kini.
Selanjutnya, dengan tirakat pula, secara gaib harta benda itu bisa diangkat dari beberapa daerah di Bali, Jawa Tengah, dan Sumatera Selatan. ''Meskipun benda ini kini nyata, tapi awalnya adalah harta gaib. Jadi, mengambilnya juga dengan cara gaib. Saya tidak boleh memilikinya. Saya diperintahkan menyerahkan kepada negara untuk menyelamatkan bangsa,'' paparnya.
Ketika disinggung, kenapa justru membeberkan kepada wartawan, bukan langsung menyerahkan kepada pemerintah, Goroyo menyatakan dirinya sudah capai berhubungan dengan pejabat. Awalnya dia melapor kepada Presiden Megawati, tapi tidak digubris. Kemudian kepada mantan atasannya, Kol Art Harus Putri Osa, Dan Men Arhanud I Kodam Jaya, ke Mabes TNI, bahkan juga dilaporkan kepada anggota DPR Permadi SH.
Namun semua seperti tidak menghiraukannya. ''Karena itu, saya mengundang rekan-rekan wartawan untuk menyaksikan langsung,'' ujar Goroyo sembari menegaskan, sebagai satria piningit dirinya mengemban tugas menyelamatkan bangsa. Sebutan satria itu dia jelaskan, tidak ada kaitannya dengan ramalan yang pernah diucapkan Permadi bahwa negeri ini akan dipimpin satria piningit.(wa,F4,md-29j)
Perburuan harta peninggalan Soekarno terus berlanjut
Puan tak yakin Soekarno tinggalkan harta karun
Selanjutnya, dengan tirakat pula, secara gaib harta benda itu bisa diangkat dari beberapa daerah di Bali, Jawa Tengah, dan Sumatera Selatan. ''Meskipun benda ini kini nyata, tapi awalnya adalah harta gaib. Jadi, mengambilnya juga dengan cara gaib. Saya tidak boleh memilikinya. Saya diperintahkan menyerahkan kepada negara untuk menyelamatkan bangsa,'' paparnya.
Ketika disinggung, kenapa justru membeberkan kepada wartawan, bukan langsung menyerahkan kepada pemerintah, Goroyo menyatakan dirinya sudah capai berhubungan dengan pejabat. Awalnya dia melapor kepada Presiden Megawati, tapi tidak digubris. Kemudian kepada mantan atasannya, Kol Art Harus Putri Osa, Dan Men Arhanud I Kodam Jaya, ke Mabes TNI, bahkan juga dilaporkan kepada anggota DPR Permadi SH.
Namun semua seperti tidak menghiraukannya. ''Karena itu, saya mengundang rekan-rekan wartawan untuk menyaksikan langsung,'' ujar Goroyo sembari menegaskan, sebagai satria piningit dirinya mengemban tugas menyelamatkan bangsa. Sebutan satria itu dia jelaskan, tidak ada kaitannya dengan ramalan yang pernah diucapkan Permadi bahwa negeri ini akan dipimpin satria piningit.(wa,F4,md-29j)
Perburuan harta peninggalan Soekarno terus berlanjut
Puan tak yakin Soekarno tinggalkan harta karun
Puan Maharani Sukarno
|
Sebagian masyarakat masih meyakini Soekarno meninggalkan
emas dan surat berharga triliunan rupiah. Bagaimana tanggapan cucu Soeharto,
Puan Maharani?
"Jangan sampai percaya sesuatu yang belum tentu ada kebenarannya," ujar Puan di Jakarta, Rabu (9/5).
Namun Puan tidak melarang orang-orang yang meyakini hal itu. Menurutnya hal itu berpulang pada keyakinan orang. Dia sendiri tidak menemukan fakta-fakta adanya harta karun Soekarno.
"Boleh saja orang percaya seperti itu," kata putri Megawati Soekarnoputri ini.
Di Surabaya, Suparman (43) berusaha memburu emas tinggalan Soekarno. Akhirnya, dia ditangkap polisi karena menggadaikan mobil sebagai jalan awal memburu emas Bung Karno. Suparman bukan satu-satunya, ribuan orang juga meyakini ada emas peninggalan Soekarno
Puan: Tak ada harta Bung Karno Rp 1,74 triliun di Swiss
Baru-baru ini sejumlah media di Austria ramai-ramai memberitakan keberadaan harta milik presiden pertama Indonesia, Soekarno. Dalam pemberitaan itu, Soekarno disebut-sebut memiliki warisan senilai USD 180 juta atau Rp 1,74 triliun yang tersimpan di sebuah bank di Swiss.
Situs surat kabar Austria Krone melaporkan, Rabu (19/12), seorang mediator keuangan bernama Gustav Jobstmann, asal Austria mengaku dapat mencairkan dana itu, asal bisa diinvestasikan di negaranya. Dia mengaku juga dibantu oleh salah satu pewaris harta itu bernama Edy Sukanto.
Terkait pemberitaan tersebut, Puan Maharani yang juga cucu Bung Karno mengaku tidak tahu ada harta milik kakeknya yang disimpan di Swiss. Kalau pun ada yang mengatasnamakan keluarga, belum tentu keturunan dari Soekarno.
"Sepengetahuan yang saya tahu dari ibu saya, Ibu Megawati, bahwa hal itu tidak ada, dan belum bisa dikatakan ada, dan belum terbukti, jadi itu yang bisa saya katakan," ujar Puan Maharani di kantor Presiden, Rabu (26/12).
Tidak hanya soal harta, pihak yang disebut-sebut Jobstmann sebagai salah satu pewaris harta bernama Edy Sukanto juga tidak dikenalnya. Bahkan, dia mengaku tidak pernah mengetahui nama tersebut sejak kecil hingga beranjak dewasa.
"Kami tidak mengenal siapa dia, dan dia tidak masuk dalam keluarga Soekarno, sepengetahuan saya sejak saya lahir sebagai cucu Bung Karno, saya tidak pernah tahu dan mengenal siapa dia," tandasnya.
Soal kabar ini, Puan mengaku tidak ingin menyelidikinya. "Kami enggak mau terlibat, dan kami tidak mau ikut campur dalam urusan tersebut karena memang enggak ada hubungannya dengan keluarga kami," tutupnya.
"Jangan sampai percaya sesuatu yang belum tentu ada kebenarannya," ujar Puan di Jakarta, Rabu (9/5).
Namun Puan tidak melarang orang-orang yang meyakini hal itu. Menurutnya hal itu berpulang pada keyakinan orang. Dia sendiri tidak menemukan fakta-fakta adanya harta karun Soekarno.
"Boleh saja orang percaya seperti itu," kata putri Megawati Soekarnoputri ini.
Di Surabaya, Suparman (43) berusaha memburu emas tinggalan Soekarno. Akhirnya, dia ditangkap polisi karena menggadaikan mobil sebagai jalan awal memburu emas Bung Karno. Suparman bukan satu-satunya, ribuan orang juga meyakini ada emas peninggalan Soekarno
Puan: Tak ada harta Bung Karno Rp 1,74 triliun di Swiss
Baru-baru ini sejumlah media di Austria ramai-ramai memberitakan keberadaan harta milik presiden pertama Indonesia, Soekarno. Dalam pemberitaan itu, Soekarno disebut-sebut memiliki warisan senilai USD 180 juta atau Rp 1,74 triliun yang tersimpan di sebuah bank di Swiss.
Situs surat kabar Austria Krone melaporkan, Rabu (19/12), seorang mediator keuangan bernama Gustav Jobstmann, asal Austria mengaku dapat mencairkan dana itu, asal bisa diinvestasikan di negaranya. Dia mengaku juga dibantu oleh salah satu pewaris harta itu bernama Edy Sukanto.
Terkait pemberitaan tersebut, Puan Maharani yang juga cucu Bung Karno mengaku tidak tahu ada harta milik kakeknya yang disimpan di Swiss. Kalau pun ada yang mengatasnamakan keluarga, belum tentu keturunan dari Soekarno.
"Sepengetahuan yang saya tahu dari ibu saya, Ibu Megawati, bahwa hal itu tidak ada, dan belum bisa dikatakan ada, dan belum terbukti, jadi itu yang bisa saya katakan," ujar Puan Maharani di kantor Presiden, Rabu (26/12).
Tidak hanya soal harta, pihak yang disebut-sebut Jobstmann sebagai salah satu pewaris harta bernama Edy Sukanto juga tidak dikenalnya. Bahkan, dia mengaku tidak pernah mengetahui nama tersebut sejak kecil hingga beranjak dewasa.
"Kami tidak mengenal siapa dia, dan dia tidak masuk dalam keluarga Soekarno, sepengetahuan saya sejak saya lahir sebagai cucu Bung Karno, saya tidak pernah tahu dan mengenal siapa dia," tandasnya.
Soal kabar ini, Puan mengaku tidak ingin menyelidikinya. "Kami enggak mau terlibat, dan kami tidak mau ikut campur dalam urusan tersebut karena memang enggak ada hubungannya dengan keluarga kami," tutupnya.
Harta Karun Bung Karno merupakan misteri yang selalu menarik minat banyak orang, karena masih saja banyak yang yakin bahwa harta karun peninggalan raja-raja jaman dahulu betul-betul diwariskan kepada Presiden Pertama RI alm Soekarno. bagaimana dengan anda? apakah anda juga percaya bahwa Harta Karun Peninggalan Bung Karno itu memang benar nyata ada? tapi bagaimanapun juga ... kisah tentang perburuan harta karun itu masih tetap berlanjut sampai sekarang ...
Sumber;
www.affiliate-waones.com
http://mitra-sbm.blogspot.com
http://waones-sbm.blogspot.com
Sumber Informasi ;
indosiar.com, Jakarta
MERDEKA.COM,
http://www.suaramerdeka.com/harian/0305/17/nas6.htm
Metrotvnews.com
Kisah penemuan harta karun Bung Karno tidak hanya berakhir disini.
Seorang pria, Soenuso Goroyo Soekarno, mengaku memiliki harta warisan Bung Karno untuk negara Indonesia. Pria kelahiran Yogyakarta, 45 tahun lalu itu, bahkan menyebut dirinya sebagai Satrio Piningit.
Tak hanya itu, beberapa sertifikat deposito dan obligasi bergaransi berikut dokumen atas nama Mr. Soekarno, ada di tangannya. Angka-angka yang tertera dalam sertifikat dan obligasi tersebut, sangat fantastis. Mulai dari 172 milyar US dollar, 265 milyar US dollar , hingga 870 juta US dollar.
Penemuannya yang lain, berupa mata uang Brazil atau disebut-sebut uang U-B-C-N, dengan nilai nominal bervariasi. Tidak hanya itu, Goroyo bahkan mengaku menemukan berlian dan batu permata merah delima serta sejumlah uang emas dinar.
Berbagai upaya telah dilakukan Goroyo untuk melaporkan temuannya itu kepada pemerintah, baik secara tertulis maupun melalui berbagai media massa. Namun Goroyo kecewa, upaya melaporkan harta penemuannya itu, yang sudah ia lakukan sejak tahun 2000, hingga kini belum mendapat tanggapan. Bisa jadi keengganan pihak pemerintah untuk menindaklanjutinya, karena pengakuan semacam ini biasanya palsu adanya.
Goroyo tampaknya begitu yakin bahwa sebenarnya masih banyak hartatersimpan di tempat yang tersembunyi, di darat maupun di laut. Namun, karena telah puluhan tahun tertanam, harta itu ada yang menguasai, yaitu mahluk gaib. Maka, hanya orang-orang yang memiliki ilmu atau sakti, yang mampu mengangkat kembali harta terpendam itu.
Terlepas dari benar atau tidak, percaya atau tidak percaya, puluhan orang dari berbagai kalangan, telah datang berkunjung ke rumah Goroyo untuk melihat langsung hasil penemuannya itu. Satu lagi bukti, isu harta terpendam memang selalu menarik minat.
Apa yang Goroyo hadirkan ini bisa jadi juga bukan penutup kisah mengenai harta misterius Si Bung. Tidak menutup kemungkinan, akan muncul Goroyo lain yang mengaku menemukan segudang harta. Bagaimanapun klaim mengenai penemuan harta karun semacam ini, sepatutnya segera disikapi dengan bijak. Agar masyarakat tak lagi terjebak oleh buaian mimpi dengan berbagai kisah ala Alibaba.
Sumber : http://mitra-sbm.blogspot.com/2013/01/misteri-peninggalan-harta-karun.html
Subscribe to:
Posts (Atom)